Politik

5 Kemunduran Terbesar yang Pi Network Ukir Pasca Peluncuran Mainnet

×

5 Kemunduran Terbesar yang Pi Network Ukir Pasca Peluncuran Mainnet

Sebarkan artikel ini


Sejak mainnet Pi Network resmi tayang pada 20 Februari, proyek ini kerap menghiasi pemberitaan berkat tujuannya yang ambisius. Namun, kritik keras juga berdatangan. Performa harga yang mengecewakan serta minimnya kehadiran dApp membuat banyak pihak mulai mempertanyakan kemampuan Pi Network untuk memenuhi ekspektasi 60 juta penggunanya—yang disebut sebagai Pioneers.

Berikut adalah 5 sorotan utama soal underperformance yang menjadi perbincangan hangat di awal 2025.

1. Pi Network Tak Kunjung Listing di Binance

Komunitas Pi Network sangat vokal dalam mendorong agar proyek ini bisa melantai di exchange-exchange papan atas seperti Binance. Bahkan, sebanyak 86% partisipan telah memilih agar Pi Coin (PI) mendapat listing dalam pemungutan suara komunitas pada bulan Februari.

Namun, meski mendapat dukungan sebesar itu, Binance belum juga mencantumkan PI. Pada 15 Mei, akun resmi exchange tersebut memposting logo mereka di X (sebelumnya Twitter), menampilkan sejumlah simbol matematika, termasuk π. Postingan tersebut pun memantik spekulasi di kalangan Pioneers. Namun, tak ada pengumuman resmi mengenai listing yang menyusul setelahnya.

Absennya listing ini memicu sorotan baru soal kredibilitas Pi Network. Perlu dicatat, Binance menerapkan proses evaluasi yang ketat sebelum melakukan listing atas suatu aset.

Exchange tersebut mempertimbangkan adopsi pengguna, kelayakan model bisnis, relevansi, tokenomics, keamanan teknis, rekam jejak tim, serta kepatuhan terhadap regulasi. Keputusan untuk tidak melakukan listing atas Pi Coin bisa jadi menandakan bahwa proyek ini belum memenuhi satu atau lebih tolok ukur penting tersebut.

“Saya kini lebih memahami mengapa Pi belum listing di exchange besar seperti Binance dan Coinbase. Kemungkinan besar, tim inti Pi belum cukup transparan soal mekanisme penguncian dan burn terhadap miliaran koin Pi yang saat ini dimiliki oleh PCT,” ujar Pioneer Dr. Altcoin dalam unggahannya pada 22 Maret.

Coinbase, exchange kenamaan lainnya, juga belum menunjukkan niat untuk listing Pi. Hal ini semakin menyulut rasa kecewa di kalangan Pioneers akan peluang token ini untuk menembus adopsi arus utama. Meski begitu, Pi Coin masih tersedia untuk diperdagangkan di HTX, Bitget, MEXC, dan OKX.

2. Harga Pi Coin Gagal Penuhi Ekspektasi

Para Pioneer telah aktif menjalankan mining Pi Coin selama kurang lebih enam tahun, dengan harapan meraih cuan fantastis. Namun, harga token ini justru menjadi kekecewaan besar bagi banyak pihak. Saat peluncuran, Pi Coin listing di OKX dengan harga dasar (floor price) hanya US$2. Nilai ini jauh di bawah harga perdagangannya saat masa IOU.

Debut yang mengecewakan itu kian memburuk usai PI terjerembap di bawah level US$1 tak lama setelah listing. Walau token ini sempat rebound ke rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high / ATH) di US$3 pada akhir Februari, reli tersebut nyatanya tak berumur panjang. PI kembali melanjutkan tren turun dan kembali amblas di bawah US$1 pada akhir Maret.

Pekan lalu, level tersebut sempat direbut kembali sebagai support. Sayangnya, PI lagi-lagi gagal mempertahankan diri di atas level itu. Menariknya, koreksi ini terjadi terlepas dari hadirnya sejumlah katalis bersentimen bullish.

Peluncuran Pi Ventures Fund justru disusul oleh koreksi harga dramatis alih-alih pemulihan. Di samping itu, pendiri Pi Network, Nicolas Kokkalis, juga muncul secara publik dalam ajang Consensus 2025 pada 16 Mei.

Banyak yang berharap kemunculan tersebut dapat mengembalikan kepercayaan investor. Namun sebaliknya, token justru ambruk. Data dari BeInCrypto menunjukkan PI anjlok 42,6% selama sepekan terakhir. Pada waktu publikasi, harga Pi Coin nangkring di angka US$0,7, atau turun 3,1% dalam 24 jam terakhir.

Kinerja Harga Pi Coin
Kinerja Harga Pi Coin | Sumber: TradingView

BeInCrypto juga melaporkan bahwa tudingan soal aksi jual oleh pihak orang dalam alias insider serta kekhawatiran akan potensi rug pull semakin memperburuk kegelisahan investor.

3. Ketidakpastian soal Pi Network Ventures Fund

Pada tanggal 14 Mei, tim inti Pi memperkenalkan inisiatif Pi Network Ventures. Langkah ini bertujuan untuk menyokong startup yang membangun di atas jaringan tersebut.

Kendati pengumuman resminya menyebutkan dana dukungan hingga US$100 juta, Pi Network Foundation memegang kendali penuh atas distribusi dana tersebut.

“Pi Foundation tidak berkewajiban untuk menginvestasikan seluruh dana US$100 juta, bergantung pada kualitas pelamar dan jumlah startup yang diterima dalam inisiatif ini,” tulis blog tersebut.

Inisiatif ini juga memungkinkan investasi dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu tertentu. Selain itu, Foundation punya hak untuk menghentikan pendanaan di tahap mana pun. Maka tak heran, ketentuan ini tidak diterima dengan baik oleh sebagian anggota komunitas, yang berharap adanya dukungan langsung dan pasti demi pengembangan ekosistem.

“Janji investasi US$100 juta akan dihentikan dari waktu ke waktu kalau mereka tidak melihat ada investor masuk atau tidak berdampak sama sekali LOL,” tulis seorang pengguna.

4. Decentralized App (dApp) Pi Network yang Tak Kunjung Hadir

Kekhawatiran tidak berhenti pada stabilitas dana saja. Dr. Altcoin menuding bahwa tim menggunakan dana tersebut untuk membangun dApp yang seharusnya sudah rampung sejak lama.

Ia menjelaskan bahwa salah satu syarat peluncuran mainnet Pi Network adalah menghadirkan 100 dApp aktif. Namun hingga Mei 2025, janji ini belum juga ditepati. Sebagian besar dApp masih belum terlihat di ekosistem.

“Setelah 6 tahun menanti, kenapa tidak ada yang bertanya pertanyaan sesungguhnya: Di mana 100 dApp yang dijanjikan itu?” ujar sang analis.

Kekurangan tersebut membuat banyak pihak di komunitas mulai meragukan kesiapan jaringan ini. Termasuk kapasitasnya untuk menopang ekosistem yang benar-benar fungsional.

5. Masalah Roadmap Pi Network

Kekhawatiran besar lainnya yakni minimnya transparansi. Pada April 2025, Pi Network mengumumkan roadmap tiga fase untuk migrasi mainnet. Namun, absennya jadwal spesifik membuat pengguna frustrasi.

Sebuah laporan dari BeInCrypto menyoroti respons keras komunitas, terutama lantaran roadmap tersebut tidak mencantumkan estimasi waktu maupun proses audit. Padahal itu dibutuhkan guna mengatasi ketidaksesuaian data mining di masa lalu. Keadaan ini tak ayal semakin memperdalam ketidakpercayaan atas kepemimpinan proyek.

Tak hanya itu. Masalah lain seperti keterlambatan KYC serta hambatan dalam migrasi token ke mainnet Pi Network juga terus berulang.

Dengan demikian, tiga bulan pertama pasca-peluncuran mainnet Pi Network justru diwarnai sederet ekspektasi yang gagal dipenuhi. Kekecewaan pun meluas di kalangan Pioneers. Di tengah rentetan kemunduran ini, kemampuan jaringan untuk mewujudkan visinya yang ambisius bakal sangat menentukan dalam memulihkan kepercayaan dalam waktu dekat.

Bagaimana pendapat Anda tentang sederet kemunduran yang Pi Network (PI) torehkan di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *