Bitcoin belakangan ini mengalami pergerakan sideways yang signifikan, karena sang raja kripto masih kesulitan menembus resistance-resistance penting.
Meski begitu, Bitcoin tetap aktif diperdagangkan, dan para pembeli jangka pendek serta investor baru terpantau terus masuk ke pasar. Hanya saja, arus modal segar ini bisa membawa peluang sekaligus risiko.
Aktivitas Investor Bitcoin Meningkat
Data terbaru dari URPD (UTXO Realized Price Distribution) membeberkan bahwa lebih dari 1,38 juta BTC (senilai lebih dari US$163 miliar) telah diakumulasi dalam rentang harga US$115.500 – US$120.000. Akumulasi ini terjadi dalam dua minggu terakhir — periode waktu yang relatif singkat — yang mengindikasikan bahwa sebagian besar pembelian dilakukan oleh investor baru atau holder jangka pendek.
Investor-invetor ini kemungkinan akan menjual untuk merealisasikan untung atau membatasi kerugian jika harga mulai berbalik arah. Dinamika ini bisa menciptakan kondisi pasar yang volatil, terutama jika Bitcoin menyentuh resistance atau mengalami koreksi harga.
Sementara itu, momentum makro Bitcoin menunjukkan sinyal yang beragam. Bitcoin Flow Pulse saat ini tengah melandai. Analis Kyledoops mencatat bahwa berbeda dengan siklus pasar sebelumnya di tahun 2017 dan 2021 — di mana Bitcoin mengukir lonjakan arus masuk sebelum aksi jual yang masif — kali ini Bitcoin Flow Pulse justru drop setelah Bitcoin mencapai level US$120.000.
Hal ini mencerminkan pemain besar tidak memindahkan aset mereka ke crypto exchange, yang mengindikasikan berkurangnya insentif untuk menjual dari para holder jangka panjang (kerap disebut “diamond hands”). Selama Bitcoin Flow Pulse terus melandai, hal ini bisa menjadi tanda bahwa investor institusional dan pemain besar lainnya mengadopsi pendekatan yang lebih hati-hati.
Harga BTC Belum Tentukan Arah
Harga Bitcoin masih terombang-ambing dalam fase konsolidasi di kisaran US$117.261 – US$120.000. Level US$120.000 secara khusus menjadi batas psikologis penting. Apabila level ini berhasil diterobos, maka bisa memicu aksi ambil untung dari investor yang masih skeptis pada reli harga saat ini.
Dengan sentimen pasar yang beragam dan juga arus masuk dari holder jangka pendek, Bitcoin kemungkinan besar akan terus bergerak sideways. Harganya berpotensi terjerembap di bawah US$117.261, namun diramal akan tetap mendapat support di atas US$115.000. Support ini memberikan bantalan terhadap potensi drop lebih lanjut. Fase konsolidasi ini bisa berlangsung selama beberapa hari seiring pasar mencerna arus modal baru-baru ini.
Namun, apabila pembeli yang terdorong oleh FOMO tetap percaya diri dan mempertahankan posisi mereka, Bitcoin bisa menembus batas US$120.000 dan berpotensi melaju ke US$122.000. Andaikata skenario ini terwujud, sentimen bearish yang ada saat ini akan pudar, dan Bitcoin berpotensi untuk melesat lebih tinggi lagi.
Bagaimana pendapat Anda tentang analisis akumulasi FOMO atas Bitcoin serta prospek harga BTC ke depan? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
