Bitcoin baru saja menorehkan rekor harga tertinggi sepanjang masa. Kondisi ini membuat sejumlah analis optimistis bahwa altcoin season terbesar dalam sejarah kripto mungkin akan tiba dalam waktu dekat.
Optimisme mereka berpijak pada pola arus masuk bersih modal serta siklus historis yang berulang dalam lanskap kripto. Para analis menilai, euforia atas reli Bitcoin bakal segera mengalir ke altcoin. Artikel ini akan mengupas sejumlah faktor utama yang mendasari proyeksi tersebut.
Mengapa Altcoin Season Terbesar Sepanjang Sejarah Diprediksi Akan Terjadi?
Analis Wimar.X menggarisbawahi satu faktor kunci. Secara historis, altcoin season (altseason) pada umumnya dimulai sekitar 380 hari setelah peristiwa Bitcoin halving.
Sebagai pengingat, halving terbaru terjadi pada April 2024. Berdasarkan lini masa atau timeline tersebut, maka periode altseason diperkirakan bisa bermula secepatnya pada Mei 2025.
“Altseason terbesar dalam sejarah akan dimulai 25 Mei… Kapitalisasi pasar altcoin akan tembus US$15 triliun di siklus ini,” prediksi Wimar.X.

Wimar.X juga menyoroti pemicu khas lain dari altcoin season. Biasanya dimulai saat Bitcoin mencapai rekor harga all-time high (ATH) baru, lalu masuk fase stabilisasi atau koreksi ringan. Di fase ini, Bitcoin Dominance (BTC.D) cenderung melandai. Saat itulah modal mulai mengalir dari Bitcoin ke altcoin, yang selanjutnya bakal menyulut reli monumental.
Sebagai informasi, dominasi BTC sendiri berfungsi mengukur kapitalisasi pasar Bitcoin dibandingkan total kapitalisasi pasar kripto. Data terbaru memberi tahu BTC.D turun dari 65,4% ke titik terendah 62%, sebelum akhirnya stabil di kisaran 63,7%.
“Pasar kripto selalu bergerak dalam siklus—itulah satu-satunya pola konsisten dari tahun ke tahun. Dan untuk altcoin season, rumusnya sederhana. Bitcoin Dominance Turun + Harga Bitcoin Stabil atau Naik = Altcoin Meledak. Ini adalah satu-satunya kebenaran mutlak di pasar kripto,” tekan Wimar.X.
Carl Moon—pendiri The Moon Show—turut mengamini pandangan tersebut.
“Bitcoin Dominance sedang drop! Altcoin season sudah dekat!” seru Carl Moon.
Faktor pendukung lain yakni performa historis pasar kripto pada kuartal kedua (Q2). Data dari Coinglass mengungkap bahwa Q2 secara konsisten menjadi salah satu periode paling perkasa bagi Bitcoin dan Ethereum.

Spesifiknya, Bitcoin mendulang imbal hasil rata-rata sekitar 26,89% di Q2. Ethereum bahkan tampil lebih gemilang, dengan rata-rata 66,8%. Imbal hasil serupa atau bahkan lebih tinggi berpotensi terjadi, mengingat altcoin kerap mengikuti tren Ethereum. Dengan Q2 yang sedang bergulir di tahun 2025, ini bisa menjadi momentum emas bagi altcoin untuk breakout.
Namun, tak semua sinyal terlihat menggembirakan. Menurut Blockchain Center, Altcoin Season Index sempat amblas ke titik terendah tahun ini, yakni 13, tepat saat Bitcoin mencetak rekor ATH anyar. Kini, indeks itu naik tipis ke angka 18 pada waktu publikasi.

Indeks ini bertugas mengukur performa 100 altcoin teratas dibandingkan Bitcoin dalam 90 hari terakhir. Apabila 75% altcoin berhasil mengungguli Bitcoin, maka pasar dianggap sedang berada dalam altcoin season. Meski prospeknya cerah, penurunan terbaru menunjukkan altcoin belum sepenuhnya memimpin pasar.
Hal ini lantas memunculkan pertanyaan penting: Akankah altcoin season kali ini tetap mengikuti pola historis, ataukah investor perlu bersabar lebih lama lagi sebelum akhirnya modal hijrah dari Bitcoin ke altcoin?
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi dan analisis ihwal kedatangan altcoin season kali ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.