Baru-baru ini, analis pasar mengalihkan perhatian mereka ke metrik kunci Bitcoin (BTC) — Coin Days Destroyed (CDD). Metrik ini melonjak tajam pada Juli 2025, dan analis kini khawatir harga Bitcoin bisa segera turun secara signifikan.
Meskipun beberapa penjelasan untuk lonjakan ini tampak masuk akal, analis tetap memperingatkan tentang risikonya.
- Baca Juga: Prediksi Harga Bitcoin (BTC) 2025, 2026, 2030
Lonjakan Coin Days Destroyed (CDD) Bitcoin pada Juli
Coin Days Destroyed melacak pergerakan Bitcoin yang tetap “diam” untuk waktu yang lama. Analis menghitung jumlah Bitcoin yang berpindah berdasarkan jumlah hari mereka tidak tersentuh.
Metrik ini penting karena menyoroti apa yang dilakukan holder jangka panjang. Investor ini biasanya memahami siklus pasar Bitcoin dengan baik. Ketika CDD melonjak, ini sering berarti holder lama menjual, yang banyak orang lihat sebagai tanda bearish.
Data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa dari 2022 hingga sekarang, CDD telah melebihi 20 juta hanya lima kali. Empat kejadian sebelumnya semuanya bertepatan dengan penurunan pasar besar. Lonjakan terbaru ini adalah kejadian kelima.

Pada awal Juli 2025, terjadi transaksi bersejarah. 80.000 BTC senilai lebih dari US$8 miliar berpindah dari wallet “tidur” yang berasal dari masa awal Bitcoin (sekitar 2011). Menurut laporan dari BeInCrypto, kondisi ini merupakan salah satu pergerakan terbesar yang pernah tercatat dari koin yang berusia lebih dari sepuluh tahun.
Transaksi ini melibatkan delapan wallet, masing-masing memegang 10.000 BTC, dan dilakukan oleh individu atau entitas anonim. Harga pembelian awal Bitcoin ini menelan total biaya sekitar US$7.800 (berdasarkan harga US$0,78 per BTC pada 2011). Ini menunjukkan keuntungan besar holder tersebut.
Apa Kata Analis
André Dragosch, seorang analis dari Bitwise, menunjukkan bahwa transfer ini menyebabkan lonjakan CDD terbesar kedua yang pernah tercatat, hanya di belakang peristiwa pada Mei 2024.

Grafik Bitwise membandingkan harga penutupan Bitcoin dengan CDD yang disesuaikan dengan suplai (rata-rata bergerak 7 hari), yang dengan jelas menunjukkan korelasi. Harga Bitcoin naik secara stabil dari 2020 hingga 2024. Namun puncak CDD sering muncul tepat sebelum koreksi harga.
Peristiwa terbaru pada Juli 2025 menciptakan puncak CDD yang sangat tinggi, memicu kekhawatiran bahwa pasar mungkin segera menghadapi penjualan besar-besaran.
“Transfer dari 80.000 BTC tersebut telah menyebabkan lonjakan Coin Days Destroyed (CDD) tertinggi kedua yang pernah tercatat. Pergerakan volume besar dari koin lama biasanya cenderung menjadi sinyal bearish untuk Bitcoin,” ujar André Dragosch.
Selain itu, Alex Thorn dari Galaxy Research menambahkan bahwa hari-hari lain dengan CDD tinggi termasuk distribusi aset dari peretasan Mt. Gox dan pemulihan dana Bitfinex yang dicuri oleh pemerintah AS. Kedua peristiwa ini menyebabkan penurunan tajam dalam harga Bitcoin.
“Kami belum mendengar cerita lengkap tentang 80.000 BTC ini… dan mungkin tidak akan pernah,” ucap Alex Thorn.
Walaupun mungkin ada penjelasan yang masuk akal untuk lonjakan CDD pada bulan Juli — seperti restrukturisasi wallet atau peningkatan keamanan — sejarah tetap menunjukkan bahwa Bitcoin sering mengalami penurunan harga signifikan setelah peristiwa serupa.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!