Di tengah ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel, harga sang jawara kripto, Bitcoin (BTC) kembali mencapai level US$108.000 di awal pekan ini. Lonjakan itu muncul setelah adanya laporan yang menyebutkan bahwa Iran terbuka untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat (AS) dan Israel. Terlepas dari situasi yang ada, secara teknikal, dalam skenario bullish, Bitcoin memiliki peluang untuk mencetak ATH baru.
Kondisi itu memberikan harapan tersendiri ke pasar. Mengingat sebelumnya, negeri yang dipimpin Masoud Pezeshkian sebagai Presiden itu dengan tegas menolak adanya jalur perundingan damai.
- Baca Juga: Prediksi Harga Bitcoin (BTC) 2025, 2026, 2030
Bitcoin Masih Bertahan Solid Di Atas US$100.000
Pada saat penulisan, Bitcoin berada di kisaran US$105.572, atau mengalami koreksi 1,3% dalam 24 jam terakhir. Merespons hal itu, Financial Expert Ajaib, Panji Yudha menuturkan, pergerakan Bitcoin masih bertahan solid di atas level psikologis US$100.000.
Menandakan bahwa minat beli jangka menengah dari institusi tetap kuat, bahkan di tengah gejolak geopolitik dan ketidakpastian makro.
Selain itu, arus masuk ETF Bitcoin spot juga berhasil menyentuh level yang signifikan. Menunjukkan tingginya minat institusi terhadap Bitcoin. Berdasarkan data SoSoValue, total inflow pada periode 9 hingga 12 Juni 2025 mencapai US$1,07 miliar.
Aliran dana terbesar terjadi pada 10 Juni yang terpantau menerima US$431,12 juta. Sehari sebelumnya di 9 Juni, sebanyak US$386,27 juta terekam masuk sebagai inflow ke ETF Bitcoin. Lalu di periode 11 dan 12 Juni masing-masing mencatatkan arus masuk sebesar US$164,57 juta dan US$86,31 juta.
Menurut Panji, konsistensi arus masuk ini akan memperkuat narasi akumulasi jangka menengah. Hal itu sejalan dengan langkah MicroStrategy (Strategy) dan Metaplanet, dua entitas publik yang secara masif menambah keranjang Bitcoin-nya ke dalam cadangan aset.
Belum lama ini, Strategy kembali memborong 10.100 BTC senilai US$1,05 miliar dan meningkatkan kepemilikan Bitcoin-nya menjadi 592.100 BTC. Sementara Metaplanet berhasil mencapai tonggak kepemilikan BTC sebanyak 10.000.
Tidak berhenti disitu, Trump Media juga mulai masuk ke sektor kripto dengan rencana penerbitan ETF Berbasis Bitcoin juga Ethereum.
Sentimen Pekan Ini Terhadap Bitcoin
Dalam pandangan Panji, fokus investor kini beralih pada tiga indikator makro penting yang bakal rilis pekan ini:
- Retail Sales AS: Diprediksi turun 0,6% dari April ke Mei, yang jika terealisasi dapat mendorong ekspektasi pemangkasan suku bunga.
- Initial Jobless Claims: Diperkirakan naik ke 250.000, mencerminkan melemahnya pasar tenaga kerja AS.
- Keputusan Suku Bunga FOMC (19 Juni pukul 01.00 WIB): Pasar memperkirakan peluang lebih dari 99% bahwa suku bunga tetap di 4,25%–4,50%. Namun, narasi dovish akan menjadi katalis positif bagi aset berisiko seperti kripto.
“The Fed telah menunda pemangkasan suku bunga dalam beberapa pertemuan terakhir, tapi adanya kemungkinan pemotongan 25 bps pada September 2025. Di tengah ketidakpastian ini, Bitcoin semakin dipandang sebagai alternatif lindung nilai terhadap tekanan makro,” jelas Panji.
Peluang ATH Baru Bitcoin
Secara teknikal, Bitcoin kini berada di titik krusial. Breakout meyakinkan di atas US$110.000 dapat membuka jalan menuju all-time high (ATH) baru, dengan target jangka pendek di kisaran US$115.000. Sebaliknya, kegagalan menembus level ini dapat memicu aksi profit taking, dengan zona support terdekat berada di US$106.000.
“Jika BTC mampu mengkonfirmasi US$110.000 sebagai level support baru, ini bisa menjadi pijakan untuk reli berikutnya menuju rekor tertinggi baru,” pungkas Panji.
Bagaimana pendapat Anda tentang peluang Bitcoin untuk mencapai all-time high (ATH) baru ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!