Satu tahun lalu, pemerintah Jerman resmi menjual 50.000 Bitcoin, sepenuhnya melikuidasi cadangan mereka. Dalam kurun waktu itu, harga BTC justru meroket dua kali lipat, dan jika dijual hari ini, nilainya bisa mencapai lebih dari US$6,64 miliar.
Contoh ini dapat menjadi pelajaran penting bagi para pemimpin di seluruh dunia. Bahkan jika suatu pemerintahan memang berniat menjual cadangan Bitcoin-nya, menunda beberapa waktu saja bisa mendatangkan keuntungan yang jauh lebih besar.
Jerman Kehilangan Miliaran Dolar
Sesekali, beberapa pemerintah dunia memang memiliki sejumlah besar Bitcoin, biasanya hasil dari penyitaan aset kriminal, meskipun ada pula metode lain.
Tahun lalu, Jerman menyita 50.000 Bitcoin dalam kasus pembajakan digital, namun kemudian mengambil keputusan kontroversial dengan menjual semuanya pada Juli 2024.
Hampir tepat satu tahun kemudian, keputusan itu kini terasa sangat disesalkan. Jerman menjual Bitcoin-nya seharga US$3,13 miliar, tetapi harga aset tersebut kini telah melonjak drastis. Bila dibandingkan dengan Juli lalu, harga BTC kini sudah naik dua kali lipat.
Jika saat ini negara tersebut masih memiliki 50.000 BTC dan baru menjualnya sekarang, mereka bisa memperoleh lebih dari US$6,64 miliar. Namun kenyataannya, crypto wallet milik pemerintah Jerman kini hanya menyisakan 0,0069 BTC, hasil donasi kecil-kecilan dari pengguna anonim.
Aksi jual ini terasa makin keliru apabila mengingat bahwa Jerman saat ini tidaklah anti-kripto. Negara ini justru menjadi penerbit lisensi MiCA terbanyak di Uni Eropa, menunjukkan bahwa industri kripto lokalnya cukup aktif.
Walau bagaimanapun, faktanya mereka tetap menyia-nyiakan peluang emas ini. Lalu, apa pelajaran yang bisa dipetik oleh negara lain?
Negara-Negara Lain Justru Borong Bitcoin
Secara umum, tahun 2024 bukanlah tahun yang baik bagi pemerintah-pemerintah yang menjual kripto. Beberapa negara seperti El Salvador dan Bhutan justru mengakumulasi Bitcoin, sementara Jerman memilih untuk melepasnya.
Amerika Serikat di bawah Presiden Biden juga mulai melikuidasi cadangannya. Bersama dengan Jerman dan Ukraina (yang juga sepenuhnya menjual cadangannya), cadangan BTC milik negara turun sekitar 12%.
Namun, meskipun likuidasi Biden hanya sebagian, hal ini cukup berdampak besar—membuat Presiden Trump untuk mendorong terbentuknya Bitcoin Reserve di AS.
Sementara itu, dua holder utama lain, yaitu Cina dan Inggris, tidak melakukan akumulasi atau aksi jual apa pun tahun lalu. Walau belum membentuk cadangan resmi, aset kripto yang mereka kelola tetap meningkat secara substansial nilainya.
Semua ini menunjukkan bahwa pemerintah di seluruh dunia perlu mempertimbangkan kembali pendekatan Jerman. Bahkan andaikata keputusan politik adalah berupa menjualnya, maka menunda aksi itu bisa jadi langkah yang jauh lebih bijak.
Seandainya pemerintah Jerman mengikuti nasihat klasik para pendukung Bitcoin, yakni HODL, mereka bisa saja menambah miliaran dolar untuk ekonomi negaranya—bahkan mungkin lebih banyak lagi di masa depan.
Bagaimana pendapat Anda tentang kesalahan ekonomi Jerman terkait Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
