Jakarta (ANTARA) – Seiring pemakaian, kampas rem akan menipis hingga kehilangan efisiensi pengereman. Kondisi ini membuat sistem pengereman tidak lagi bekerja optimal, sehingga jarak berhenti kendaraan menjadi lebih panjang dan berisiko tinggi dalam situasi darurat.
Namun, tak sedikit pengendara yang menunda penggantian karena dianggap sepele. Padahal, keputusan tersebut dapat menimbulkan berbagai risiko serius, mulai dari kecelakaan fatal hingga merenggut nyawa, baik bagi pengemudi maupun pengguna jalan lain.
Tanda kampas rem sudah habis
1. Jarak pengereman memanjang & rem jadi kurang pakem
Kampas rem tipis membuat cengkraman terhadap cakram atau tromol melemah, sehingga kendaraan memerlukan jarak lebih panjang untuk berhenti. Bahkan dalam kondisi mendadak, rem bisa terasa kurang pakem menurunkan kontrol dan meningkatkan risiko kecelakaan.
2. Timbul kerusakan komponen rem lain
Begitu kampas habis, logam atau besi dari dudukan kampas dapat langsung bergesekan dengan cakram atau tromol, menimbulkan baret, getaran, bahkan deformasi . Kerusakan ini berujung perlu perbaikan komponen lebih besar, yang tentu menguras biaya lebih banyak.
Baca juga: Lima indikasi kondisi kampas rem perlu diganti
3. Sistem rem overheat & risiko rem blong
Rem menipis memaksa sistem pengereman bekerja ekstra keras, menyisakan panas berlebih (overheat) atau disebut brake fade, yang memicu kehilangan daya cengkeram dan respons. Dalam kondisi parah, kampas yang benar-benar habis bisa membuat rem “blong” dan tidak berfungsi sama sekali.
4. Getaran & suara tidak nyaman
Gejala khas lainnya termasuk suara mendecit saat mengerem dan getaran pada pedal atau tuas rem pertanda kampas sudah tipis dan permukaannya tidak rata. Hal ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga menandakan masalah pada komponen rem lainnya.
5. Hilangnya kontrol & potensi kecelakaan
Ketika rem tidak responsif, terutama dalam kondisi jalan licin atau situasi darurat, risiko kecelakaan meningkat drastis. Kampas rem yang aus membuat kontrol kendaraan tidak stabil, memicu tabrakan serius.
Tanda kampas rem wajib diganti
• Pedal/tusukan rem lebih dalam dari biasanya
• Terdengar bunyi gesekan atau mendecit saat mengerem
• Tercium aroma panas terbakar dari area rem
• Sensor rem menyalakan indikator di dashboard (kendaraan modern)
• Getaran saat mengerem, baik ke setir maupun pedal
Baca juga: Bendix perluas jaringan di Jawa Barat lewat kolaborasi bengkel lokal
Rekomendasi dan langkah pencegahan
• Periksa ketebalan kampas berkala: setiap 10.000–20.000 km atau enam bulan, tergantung jenis dan kondisi penggunaan; lebih cepat jika sering lewat kondisi macet atau pengereman mendadak.
• Gunakan suku cadang asli/restoran resmi untuk menjaga kualitas dan kompatibilitas. Kampas non-orisinal cenderung keras, cepat membuat cakram menipis, dan menghasilkan kebisingan.
• Ganti kampas depan dan belakang bersamaan, atau kanan-kiri dalam satu poros, agar distribusi pengereman seimbang.
Mengabaikan kampas rem tipis bukan sekadar kelalaian kecil, tapi sebuah panggilan bahaya. Efeknya bisa meluas, mulai dari penurunan kinerja pengereman hingga kerusakan pada komponen lain seperti cakram atau kaliper, yang pada akhirnya meningkatkan risiko kecelakaan.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan penggantian kampas rem secara terjadwal sesuai hasil pantauan kondisi kendaraan. Selalu gunakan suku cadang asli agar performa pengereman tetap optimal dan keselamatan berkendara lebih terjamin.
Baca juga: Pentingnya memilih kampas rem sesuai pada motor
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025