Jakarta (ANTARA) – Dunia tinju tengah menantikan salah satu laga paling bergengsi tahun ini saat Mario Barrios dijadwalkan mempertahankan gelar juara dunia WBC kelas welter melawan legenda hidup Manny Pacquiao pada 19 Juli 2025 di T-Mobile Arena, Las Vegas, Amerika Serikat.
Mario Barrios bukan nama baru di dunia tinju profesional. Petinju asal San Antonio, Texas, Amerika Serikat, ini lahir pada 18 Mei 1995 dan memiliki darah keturunan Meksiko-Amerika. Ia dikenal dengan julukan “El Azteca” dan “Golden Boy” karena gaya bertarung agresif dan penuh determinasi.
Barrios mengawali karier profesionalnya pada 2013. Namanya mulai mencuat saat merebut gelar juara dunia kelas ringan super versi WBA (Regular) pada 2019 setelah menang kontroversial atas Batyr Akhmedov. Sejak saat itu, kariernya terus menanjak.
Ia sempat mengalami dua kekalahan berturut-turut, masing-masing dari Gervonta Davis pada Juni 2021 dan Keith Thurman pada Februari 2022, yang membuatnya memutuskan naik ke kelas welter. Keputusan itu terbukti tepat. Pada Februari 2023, ia merebut gelar WBC Continental Americas setelah menang TKO atas Jovanie Santiago di San Antonio.
Puncaknya, Barrios mengalahkan mantan juara dunia Yordenis Ugás pada 30 September 2023, dan dinobatkan sebagai juara interim WBC kelas welter. Kemenangan mengejutkan ini membuka jalan bagi Barrios untuk diakui sebagai juara dunia penuh, setelah WBC menetapkan Terence Crawford sebagai “champion in recess” pada Mei 2024.
Baca juga: Manny Pacquiao kembali kenakan sarung tinju, tantang Mario Barrios
Sebagai juara bertahan, Barrios melakukan pertahanan gelar perdana melawan Fabian Maidana pada Mei 2024, dan menang angka mutlak meskipun sempat mengalami cedera mata. Kemudian, pada November 2024, ia mempertahankan sabuknya dalam pertarungan ketat melawan Abel Ramos yang berakhir imbang setelah 12 ronde.
Hingga kini, rekor tinju profesional Barrios tercatat 32 kali naik ring, dengan 29 kemenangan (18 KO), 2 kekalahan, dan 1 kali seri. Ia bertarung dengan gaya ortodoks, memiliki tinggi 177 cm dan jangkauan 178 cm.
Dalam konferensi pers jelang laga melawan Pacquiao, Barrios menyatakan tak akan menunjukkan belas kasihan meski lawannya adalah sosok yang ia kagumi sejak kecil. “Ini adalah dunia profesional. Jika saya menunjukkan belas kasihan, saya yang akan tumbang,” ujarnya tegas.
Bagi Barrios, pertarungan melawan Pacquiao adalah momen penting yang bisa menjadi batu loncatan untuk mengukuhkan dirinya sebagai wajah baru tinju Amerika Serikat dan simbol transisi generasi dalam dunia olahraga ini. Kemenangan atas nama sebesar Pacquiao akan membuka jalan menuju pertarungan besar berikutnya melawan bintang-bintang seperti Errol Spence Jr., Terence Crawford, atau Jaron Ennis.
Namun demikian, pertarungan ini juga menyimpan makna emosional dan simbolis yang mendalam. Jika Barrios menang, itu akan menjadi bukti kematangannya secara fisik dan taktis. Tetapi jika Pacquiao mampu mencetak kejutan, dunia tinju akan kembali menyaksikan kelanjutan dari warisan seorang legenda yang belum habis.
Dengan ketegangan yang terus meningkat menjelang 19 Juli 2025, pertarungan antara Mario Barrios dan Manny Pacquiao diyakini akan menjadi penentu arah baru di kelas welter dunia.
Baca juga: Keith Thurman bangkit, bidik pemegang gelar juara pada laga berikutnya
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025