Token ZKJ dari Polyhedra Network anjlok hampir 60% dalam waktu kurang dari satu jam pada 15 Juni, menghapus lebih dari US$360 juta dalam kapitalisasi pasar.
KOGE, token tata kelola dari 48 Club DAO, juga turun 50% dalam periode yang sama, kehilangan lebih dari US$100 juta dalam kapitalisasi pasar.
ZKJ Hadapi Masalah Besar dalam Pengelolaan Likuiditas
Penjualan besar-besaran dimulai ketika pool likuiditas KOGE/USDT habis, membuat penyedia likuiditas tidak bisa keluar. Penjualan panik terjadi saat investor mulai mengonversi KOGE menjadi ZKJ.
Menurut laporan awal dari komunitas, tim KOGE gagal menambahkan USDT ke pool likuiditasnya. Ini memicu apa yang disebut beberapa pengguna sebagai “rug dari kedua sisi.”

Dengan tidak ada USDT yang tersisa di pool KOGE, para holder bergegas untuk menjual KOGE ke dalam pool ZKJ, yang masih aktif dipertahankan oleh timnya.
Namun, arus masuk yang cepat membanjiri pasangan ZKJ/USDT, menyebabkan efek domino yang menjatuhkan harga ZKJ dan kepercayaan investor.
Anggota 48 Club DAO, kelompok di balik KOGE, menyatakan kemarahan atas insiden ini, menuduh tim melakukan kelalaian dan salah urus.
Media sosial dibanjiri dengan postingan yang menuntut pertanggungjawaban dari kedua proyek. Frasa “rugged dari kedua sisi” menjadi tren di kalangan kripto.
Insiden ini telah merusak kepercayaan di kedua ekosistem, dengan pengguna mempertanyakan keberlanjutan strategi likuiditas mereka.
Selain masalah likuiditas, struktur pasar menambah tekanan lebih lanjut. Sebuah token unlock ZKJ sebesar 5,3%, senilai US$32 juta, dijadwalkan akhir pekan ini.
Dengan volume Binance Alpha yang anjlok, analis memperingatkan bahwa bot dan whale mendominasi buku pesanan, memperburuk volatilitas di kedua token.
ZKJ dan KOGE: Ekosistem yang Terhubung Erat
Kejatuhan ini menyoroti keterkaitan antara ZKJ dan KOGE. Kedua token sering dipasangkan dalam pool likuiditas dan digunakan dalam strategi farming.
Sementara ZKJ mendukung infrastruktur zkBridge dan ZKP, KOGE berfungsi sebagai token tata kelola untuk 48 Club—sebuah grup yang berfokus pada BNB Chain DeFi.
Aktivitas farming dan arbitrase terkoordinasi baru-baru ini telah meningkatkan volume antara keduanya, membuat mereka rentan terhadap guncangan likuiditas.